Jumat, 31 Agustus 2012

ASKEP NIFAS DENGAN SUBINVOLUSIO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DENGAN SUBINVOLUSIO 

KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN
  • Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
  • Subinvolusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.(Varney’s Midwivery)
2. PENYEBAB
a)  Terjadi infeksi pada endometrium
b)  Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
c)  Terdapat bekuan darah
d)  Mioma uteri

3. TANDA & GEJALA
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu postpartum.
  • Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang diperkirakan/penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
  • Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra kebentuk serosa,lalu kebentuk kochia alba
  • Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari 2 minggu postpartum
  • Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
  • Leukore dan lochea berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
  • Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
  • Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyk ( > 500 ml )
  • Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
4. TERAPI
  •  Pemberian Antibiotika
  •  Pemberian Uterotonika
  •  Pemberian Tansfusi
  •  Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta
ASUHAN KEPERAWATAN

a).PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama,umur,pekerjaan,pendidikan,alamat, medical record,dll.
2 . Riwayat kesehatan
a). Riwayat kesehatan sekarang/Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
·   Pengeluaran lochea yang tetap berwarna merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum.
·         Adanya leukore dan lochea berbau menyengat
b). Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung,hipertensi,penyakit ginjal kronik, hemofilia,mioma uteri ,riwayat pre eklampsia,trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah,tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
c). Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah /sedang menderita hipertensi, penyakit jantung dan pre eklampsia,penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.
3.Riwayat obstetric
·   Riwayat menstruasi meliputi : menarche,lamanya siklus, banyaknya,baunya,keluhan waktu haid.
·   Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin,kawin yang keberapa,
usia mulai hamil
4.Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
a).Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda,hamil tua,apakah ada abortus.
b).Riwayat persalinan meliputi:
Tuanya kehamilan,cara persalinan,penolong,tempat bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan,anak lahir hidup/mati,BB & panjang anak waktu lahir.
c).Riwayat nifas meliputi:
Keadaan lochia,apakah ada perdarahan,ASI cukup/tidak,kondisi ibu saat nifas,tinggi fundus uteri dan kontraksi.
5.Riwayat kehamilan sekarang
a).Hamil muda:keluhan selama hamil muda
b).Hamil tua:
keluhan selama hamil tua,peningkatan BB,suhu nadi, pernafasan,peningkatan tekanan darah,keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
c).Riwayat ANC meliputi:
Dimana tempat pelayanan,berapa kali,perawatan serta pengobatannya yang didapat.
6. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
Tuanya kehamilan,cara persalinan,penolong,tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misal:retensio plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan,dll),anak lahir  hidup/mati,BB dan panjang anak waktu lahir
7.Pemeriksaan fisik
1).Pemeriksaan umum
 * Keadaan umum ibu
* tanda-tanda vital meliputi:suhu,nadi,tekanan darah pernafasan.
* Kulit :dingin,berkeringat,pucat,capilary refil memanjang,kering, hangat, kemerahan.
* kandung kemih : distensi,produksi urin menurun/berkurang.
2).Pemeriksaan khusus
 a).Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
 b).Lochia
Meliputi:warna,banyaknya.dan baunya.
 c).Perineum
 Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan
 d).Vulva
   Dilihat apakah ada edema atau tidak
e).Payudara
   Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
3).Pemeriksaan penunjang
 a).USG
b).Radiologi
c).Laboratorium
     (Hb.golongan darah,eritrosit,leukosit,trombosit, hematokrit, CT,Blooding time)

b).DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan:Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairan
Rencana tindakan:
1).Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya tetap terlentang.
R/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan memungkinkan darah ke otak dan organ lain.
2).Monitor tanda-tanda vital
R/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat
3).Monitor intake dan output
R/ Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal.
4).Evaluasi kandung kencing
R/ Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus
5).Lakukan masase uterus
R/ Masase uterus merangsang kontraksi uterus
6).Kolaborasi :
- Pemberian Infus/cairan intravena
  R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular
- Pemberian uterotonika
  R/ Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan
- Pemberian Transfusi whole blood (bila perlu)
  R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh

2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
 Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
 Rencana tindakan :
 1).Monitor tanda-tanda vital
 R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital
 2).Catat perubahan warna kuku,mukosa bibir,gusi dan lidah,suhu kulit.
R/ Dengan adanya perdarahan maka volume darah disirkulasi menjadi berkurang sehingga sirkulasi di jaringan perifer pun berkurang hal inilah yang menyebabkan cyanosis dan kulit yang dingin.
3).Evaluasi tingkat kesadaran
   R/ Perubahan tingkat kesadaran merupakan salah satu indikator peningkatan/penurunan gangguan perfusi jaringan
4).Kolaborasi :
   Monitor kadar gas darah dan PHv
      R/ Perubahan kadar gas darah dan PH darah merupakan tanda hipoksia jaringan)
      Berikan terapi oksigenv
      R/ Oksigen diperlukan untuk menurunkan hipoksia.

3.Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban.
Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi sistemik
Rencana tindakan:
1).Kaji tanda-tanda vital.
   R/ Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2).Catat karakteristik lochia
   R/ untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari lochia yang normal.
3).Berikan perawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering.
R/ Untuk menjaga kebersihan dan membatasi pertumbuhan bakteri.
4).Kolaborasi :
- Pemberian Antibiotika
  R/ Untuk membasmi kuman penyebab infeksi
- Tindakan kerokan pada uterus
  R/ Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal.
 
DAFTAR PUSTAKA
· Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta
·         Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996 EGC . Jakarta

Rabu, 29 Agustus 2012

PARTOGRAF

APA ITU PARTOGRAF?

  • Suatu grafik yang menggambarkan kemajuan persalianan dan merekam keadaan ibu dan janin. 
  • Bekerja secara system monitor dini dan memutuskan kapan pasien harus dirujuk, dibantu atau diselesaikan persalinannya.

TUJUAN MEMPELAJARI PARTOGRAF
  1. Memahami konsep partograf
  2. Dapat mencatat pengamatan dalam grafik dengan tepat
  3. Dapat memahami beda fase laten dengan fase aktif
  4. Dapat menafsirkan partograf yang telah diisi dan mengenal kelainan
  5. Dapat memantau kemajuan, mengenal kebbutuhan, tindakan pada waktu yuang tepat dan memutuskan saat merujuk.
  6. Dapat menjelaskan menfaat partofraf pada anggota masyarakat lain.

PRINSIF PARTOGRAF
1. Fase aktif dimulai pada pembukaan 3 cm
2. Fase laten tidak melebihi 8 cm
3. Fase aktif kecepatan pembukaan tidak boleh kurang dari 1 cm / jam.
4. Periksa dalam sejarang mungkin ==> 4 jam 1 kali.
5. Untuk mempermudah partograf dilengkap;i dengan garis waspada dan garis tindakan.

FUNGSI FARTOGRAF
1. Dilaksanakan untuk pelayanan persalinan atau rawat inap
2. Lanjutan pertolongan persalinan normal
3. Dapat mengganti status ibu mencakup semua perjalanan persalinan
4. Untuk mengetahui kemajuan persalinan
5. Untuk menentukan tindakan dalam menyelesaikan persalinan
6. Untuk menurunkan mortalitas ibu dan anak

Untuk selengkapnya silahkan download

Selasa, 28 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA (CA. MAMMAE)

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika Anda termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara Anda.

PENGERTIAN 
Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). 
Kanker merupakan perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak berbentuk gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Menurut Beberapa Ahli mengemukakan Bahwa:
  • Ca. Mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995)
  • Ca. Mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 2000).  

ETIOLOGI
Sebab Keganasan pada Kanker Payudara belum jelas, Tapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan pada payudara yaitu: virus, faktor lingkungan,  faktor hormonal dan Keturunan. Berikut Beberapa penyebab yang bisa menandai Kanker Payudara:
  1. Wanita resiko tinggi dari pada pria
  2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
  3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
  4. Riwayat meanstrual (Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manapause)
  5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami / sedang menderita otipical hiperplasia atau benign proliverative yang lain  pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
  6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
  7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak  pertama diatas 35 tahun.
  8. Tidak menyusui
  9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen 
  10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara 
  11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen 
  12. Obesitas 
  13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok. 
  14. Stres hebat.

 GAMBARAN KLINIK
Menurut William Godson III. M. D 
Tanda carsinoma
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips 
Gejala carsinoma
Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. 

Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker Payudara yang umum dapat dilihat dan dirasakan sendiri:
  1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan
  2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah
  3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
  4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
  5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
  6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam
Perkembangan Kanker Payudara: 
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 – 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium. 
 Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 – 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. 
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.

Pencegahan Kanker payudara dengan cara:
  1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
  2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol.
  3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan.
  4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
  5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
  6. Lakukan olahraga secara teratur.
  7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
  8. Atasi stress dengan baik.
  
PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )  

ASUHAN KEPERAWATAN
Masalah keperawatan :
1.Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
2.Kerusakan integristas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya edema, destruksi jaringan.
3.Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limpatik necrose jaringan.
4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan gambaran mammae.
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan pengobatan
6.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemotherapi
7.Anxietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal, ketidakpastian tentang hasil pengobatan carsinoma, perasaan putus asa dan tak berdaya dan ketidak cukupan pengetahuan tentang carsinoma dan pengobatan.

FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena pembedahan, interupsi saraf, diseksi otot.
a.Kaji tingkat nyeri dengan P. Q. R. S. T. 
   - Provoking : Penyebab
   - Quality : Kwalitas
   -  Region : Lokasi
   -  Severate : Skala
   -  Time : Waktu
b.Kaji efek nyeri pada individu dengan menggunakan individu dan keluarga
   - Kinerja ( pekerjaan ) tanggung jawab peran
   - Interaksi sosial
   - Keuangan
   - Aktifitas sehari – hari
   - Kognitif / alam perasaan 
   - Unit keluarga ( respon anggota keluarga )

2.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya edema, destruksi jaringan
Hal yang dikaji :
a.Identifikasi faktor penyebab kerusakan integritas
b.Identifikasi rasional untuk pencegahan dan pengobatan, kerusakan integritas
c.Identifikasi tahap perkembangan
  • C1 Tahap I : eritema yang tidak memutih dari kulit yang utuh
  • C2 Tahap II : ulserasi pada epidermis atau dermis
  • C3 Tahap III : ulserasi meliputi lemak kutan
  • C4 Tahap IV : ulserasi meluas otot, telinga dan struktur penunjang
3.Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limfatik, necrose jaringan 
  1. Kaji tanda radang
  2. Kaji intake
  3. Kaji pemberian obat dengan 5 benar ( waktu, obat, nama, dosis, cara)
  4. Kaji hasil laboratorium ( Hb, Albumin, Lekosit)
4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan gambaran mammae
Hal yang dikaji :
a.Kaji perasaan terhadap kehilangan dan perubahan mammae
b.Kaji respon negatif verbal dan non verbal

5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan pengobatan
Hal yang dikaji :
a.Tingkat pendidikan
b.Kemampuan dalam mempersepsikan status kesehatan
c.Perilaku kesehatan yang tidak tepat

6.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemotherapi
Hal yang dikaji :
a.Kaji intake
b.Pantau berat badannya
c.Kaji hasil laboratorium ( Hb, Albumin, Gula darah )
d.Kaji mual dan muntah

7.Ansietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal, ketidak pastian tentang pengaobatan, perasaan putus asa dan tak berada, ketidak cukupan pengetahuan carsinoma dan pengobatan
Hal yang dikaji :
a.Kaji dan ukur tanda - tanda vital
b.Kaji tingkat kecemasan, ringan, sedang, berat, panik
c.Kaji tingkat pendidikan

Senin, 27 Agustus 2012

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)


Pengertian
GERD adalah akronim dari Gastroesophageal reflux disease. GERD adalah penyakit pencernaan kronis yang disebabkan karena asam lambung yang naik/reflux ke kerongkongan. Cairan asam lambung yang naik/reflux mengiritasi lapisan dalam kerongkongan sehingga timbulah keluhan GERD. 

Gejala GERD
  • Nyeri/rasa terbakar pada ulu hati, menjalar ke dada dan kerongkongan. 
  • Rasa asam pada lidah atau mulut 
  • Nyeri dada dan sulit bernafas
  • Sulit menelan/dyspagia 
  • Batuk kering 
  • Gumoh 
  • Bengkak pada kerongkongan. 
Karena GERD dan serangan jantung juga gejalanya hampir mirip yaitu nyeri dada, maka sebaiknya bila mrasa nyeri dada dan sulit bernafas, segera di Periksakan
Jika keluhan maag berulang kali dalam seminggu meski telah minum obat maag, maka kemungkinan itu GERD, segera di Periksakan.
Gejala maag dan GERD sangat mirip, Petugas Kesehatan akan mendiagnosa GERD jika keluhan maag berulang kali dalam seminggu dan mnganggu aktivitas. Jika maag mudah diredakan dengan obat maag atau mengubah pola makan/gaya hidup, tidak demikian halnya dengan GERD. Obat maag hanya meredakan sementara keluhan GERD, karena GERD memerlukan obat yg lebih kuat bahkan kadang perlu operasi. 

Penyebab
GERD disebabkan oleh karena asam lambung yang naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan iritasi disana. Normalnya, di ujung bawah kerongongan/berbatasan dengan lambung ada katup yang membuka saat makanan lewat lalu menutup kembali. Jika katup kerongkongan dan lambung rusak maka asam lambung bisa naik/refluk ke kerongkongan sehingga terjadilah gejala GERD. 
Asam lambung yang terus-terusan membilas lapisan dalam kerongkongan akan menimbulkan radang yang disebut esophagitis. Lama kelamaan, radang pada krongkongan akan mengikis dan menimbulkan erosi pada lapisan kerongkongan sehingga munculah komplikasi perdarahan. Maka dari itu, komplikasi dari GERD yang berlangsung lama adalah muntah darah. 

Faktor Pencetus:
  • Perokok
  • Kegemukan. 
  • Kehamilan. 
  • Asma
  • Diabetes 
  • Penderita kelainan hiatal hernia. 
  • Penderita gangguan keterlambatan pengosongan lambung. 
  • Penderita gangguan jaringan ikat seperti skleroderma atau penderita Zollinger-Ellison syndrome. 
Dampak GERD
Bila dibiarkan, lama kelamaan GERD bisa menyebabkan penyempitan kerongkongan sehingga sulit menelan dan menyebabkan luka dan perdarahan pada kerongkongan. GERD juga bisa menimbulkan risiko kanker pada kerongkongan atau yang disebut Barrett's esophagus. 

Prinsip pengobatan GERD
Menetralisir asam lambung dengan mengurangi/memblok produksi asam lambung serta mengobati luka pada kerongkongan. Bila dengan obat-obatan gagal, Maka akan mempertimbangkan untuk melakukan pembedahan/operasi. 

Cegah GERD Dengan 
  • Menjaga berat badan selalu dalam posisi sehat. 
  • Menghindari menggunakan pakaian yang ketat terutama yang menekan bagian bawah perut/pinggang. 
  • Menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu maag. 
  • Menghindari makan terlalu banyak atau kekenyangan. 
  • Tidak berbaring setelah makan. 
  • Berhenti merokok.